Forum, Journal

Journal Reading, Ersifa’s Style!

Buatku dan penggemar forum ilmiah PPDS, acara journal reading tu termasuk yang ditunggu-tunggu! Yeah, mungkin banyak rekan PPDS yang nggak setuju, “Apa sih yang seru dari journal reading? Bikin pusing aja tuh!”

Well, karena acara reading tu juga buat nyari nilai bagi presenter-nya, temen-temen pasti nyari jurnal yang bagus & fresh. Dari jurnal-jurnal ini, kita seringkali dapet hal-hal baru yang membuka wawasan. Kemampuan ngebaca jurnal ilmiah yang nggak sekedar “baca” tu bekal kita di masa mendatang buat menghadapi dunia medis yang berkembang pesat, mencari solusi terbaik buat pasien kita di belantara literatur ilmiah. Daaan, mengamati penampilan presentasi & pemikiran rekan sejawat kita tu menarik lhoo! Hohohoho…^o^

Anyway, kali ini aku pengen cerita tentang journal-readingku, yang ada 3 kali presentasi dalam setahun pertama PPDS.

My First Journal Reading

Topiknya Neuro-ophthalmologi. Bukan divisi favoritku, dan, sejujurnya, aku nggak tahu apa-apa tentang neuro-oftal! (“Yang dibahas di neuro-oftal tu apa aja sih?”>.<a) Makin menegangkan, karena pembimbing jurnalku adalah sang Koordinator Program Studi (=”ayah” dari semua PPDS Neuro di RS). Beliau sangat disegani, salah satunya karena beliau punya “standar” tersendiri.

“Menurut dokter Ersifa, apa saja yang dibahas dalam Neuro-oftalmologi? …Hummm, tidak hanya terbatas nervus II sampai korteks saja…  ya, nervus III, IV, VI.. VII… VIII tidak termasuk? Masa’? …Itu belum sindroma Horner, myasthenia, dan penyakit lain dengan manifestasi di mata lho…  Jadi, karena ini journal reading yang pertama, saya usulkan jurnal yang lebih sederhana, yang ini saja ya..” Beliau memilih satu dari beberapa jurnal yang aku ajukan. “Kasusnya cukup banyak di ruangan. Dan kita juga bisa pelajari bagaimana si penulis mengumpulkan data, nah kita mungkin nanti bisa membuat penelitian yang seperti ini…”

Padahal, kupikir segalanya bakal rumit, ternyata belajar di bawah bimbingan beliau tu sangat menyenangkan! (Bener-bener terharu!)  Jadwal presentasi sudah diumumkan jauh-jauh hari. Tapiiii… sebagian besar waktu tu habis buat nyari jurnal yang “bagus”. (Paling sebeeel sama jurnal berbayar!><) Hanya seminggu untuk nyiapin presentasi,terasa kurang banget. Oia, kalo bersama beliau, presentasi harus in English! (Aaaaagh, bagaimana menjelaskan semua data ini dalam bahasa inggris??)

Walopun dengan english belepotan, tapi, alhamdulillah, masi bisa dipahami oleh audiens. Dan karena memang cukup banyak kasus MG yang kita tangani, diskusi jadi lumayan rame. Komen sang pembimbing di akhir forum, “Presentasi jurnal yang bagus! Ini yang pertama kali ‘kan? Hummm, habis ini traktiran ya!”

Mendapat komentar positif dari guru sekaliber beliau, bagi si PPDS newbie, bener-bener “sesuatu” banget! *Bahagiaaaaaaaaaa!

My Second Journal Reading

Topiknya lebih menarik, Neuroinfeksi. Pas lagi browsing, tertarik dengan sebuah artikel, “Noncommunicable Disease Burden Rising Worldwide”. Pas baca pdf-nya, ada satu chapter tentang  selected infectious disease, ternyata meningitis masuk di dalamnya. Ah ya, awalnya, maksud hati hendak ngebahas jurnal aspek klinis meningitis, apa daya pembimbingku kali ini punya request tersendiri: infeksi, blood brain barrier, dan peran sel glia.

Huhuhuhuhu…TT___TT Dari segi tipe jurnal dan content-nya bener-bener sulit buatku. Nggak mau lagi ambil jurnal yang kayak gini buat reading!>.<’ (Kecuali kalo kamu pakar neuroimunologi.) Tapiii, tetep harus bisa ambil hikmahnya! Pas mempelajari jurnal ini, aku jadi tahu yang namanya konsep NVU dan cara mengkritisi artikel review.^.^v

My Third (and the last) Journal Reading

Topiknya lumayan seru, Neurointensive care.

“Anda membuat analisis yang cukup detil. Saya suka jurnal reading yang seperti ini…,” komentar pembimbingku. Yeeeeeey!^o^

“Mbak, gimana bikin desain powerpoinnya? Bagus lho, bikin kayak gitu kan juga butuh seni..,” komen seorang rekan sejawat yang selama ini jadi tulang punggung divisi pubdok acara ilmiah Neuro.  Yeeeeeey!^o^ (lagi.)

Waduuh. Diriku narsis juga ya.. yah, sesekali gapapa-lah, mengapresiasi diri. ;p

Ehhem. Alhamdulillah, semoga ke depan bisa lebih baik lagi!

Conclusion

  1. Kaitkan topik & jurnal yang kita pilih dengan problem klinis yang kita hadapi sehari-hari. Dengan begitu, kita lebih tertarik untuk mempelajari lebih dalam.
  2. Cari jurnal yang bisa diaplikasikan, atau minimal bisa diambil hikmahnya, juga yang kompatibel sama otak kita! Hehehehe.. (terus terang, ada beberapa jurnal yang nggak bisa kucerna isinya TT__TT)
  3. Usahakan menonjolkan “analisis”-nya & ngebahas data-data temuan penelitian dari jurnal yang kita pilih. Cari hal-hal menarik dari info yang tersurat & tersirat dalam text, tabel, maupun grafik. Jangan menampilkan terlalu banyak paragraf monoton dalam slide presentasi. Ngebahas teori secukupnya aja, disesuaikan dengan data temuan penelitian yang kita anggap menarik untuk ditelusuri.
  4. Kudu serius belajar Evidence-based Medicine & Statistik pas MKDU! >.< Wajib, supaya bisa menelaah jurnal dengan baik.
  5. Kalo waktu persiapan & presentasi nggak mepet, bisa dikasi tambahan gambar, ilustrasi, video buat ngebantu kita menjelaskan konsep ke audiens.

 

About ersifa

i love neurology, photography, architecture, chocolate, music, history, and science. i love studying Al Quran and i'm proud to be a muslim! :)

Discussion

No comments yet.

Leave a comment